kebocoran radiasi di wilayah utara negara tersebut.

Kebocoran itu diklaim terjadi pada Minggu (11/5/2025), di tengah konflik di antara India dan Pakistan yang semakin memanas.

Sebelumnya, militer India meluncurkan serangan rudal ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5/2025), yang merupakan bagian dari Operasi Sindoor.

Serangan itu merupakan respons atas tudingan keterlibatan Pakistan dalam serangan teroris pada 22 April 2025 di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikelola oleh India.

Surat mengenai kebocoran radiasi tersebut salah satunya diunggah oleh akun X ini.

Kejanggalan dalam surat

Surat mengatasnamakan pemerintah Pakistan itu memuat sejumlah kejanggalan.

Pemeriksa fakta News Meter mencatat sejumlah kejanggalan dalam surat tersebut, meliputi:

• Surat kebocoran radiasi itu tidak dimuat di situs web resmi pemerintah Pakistan, terutama Kementerian Pengendalian Iklim
• Terdapat kesalahan eja, tata bahasa keliru, dan penggunaan istilah saintek yang tidak tepat
• Tidak ada National Radiological Safety Division (NRSD) di Pakistan. Masalah radiasi dan energi nuklir ada di bawah Pakistan Nuclear Regulatory Authority (PNRA)
• Email yang dicantumkan dalam surat tidak valid dan bukan milik pemerintah Pakistan.

Bantahan IAEA

Surat yang beredar turut mencatut nama International Atomic Energy Agency (IAEA), sebuah organisasi internasional yang fokus pada pemanfaatan energi nuklir dan mencegah penggunaan untuk tujuan militer.

Dikutip dari pemberitaan Times of India, IAEA menegaskan tidak ada kebocoran atau pelepasan radiasi dari fasilitas nuklir mana pun di Pakistan.

“Berdasarkan informasi yang tersedia bagi IAEA, tidak ada kebocoran atau pelepasan radiasi dari fasilitas nuklir mana pun di Pakistan,” ungkap biro media IAEA, Fredrik Dahl.

Sebelumnya, Angkatan Udara India membantah bahwa pihaknya menargetkan Kirana Hills, wilayah instalasi nuklir di Pakistan.

Dapat dipastikan bahwa surat mengenai kebocoran radiasi di Pakistan merupakan informasi menyesatkan atau hoaks.