
Gempa yang berpusat di Sagaing, Myanmar, itu terasa sampai Bangkok, Thailand.
Di media sosial, beredar sebuah video yang diklaim sebagai peristiwa gempa di pantai, mengakibatkan gelombang tinggi menghantam wisatawan.
Peristiwa dalam video dikaitkan dengan gempa yang terjadi di Myanmar dan Thailand.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Narasi yang beredar
Video gempa Myanmar yang berdampak di sebuah pantai disebarkan oleh akun Facebook ini pada Senin (31/3/2025). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasi yang ditulis:
Penampakan gempa bumi Thailand Myanmar yg berada di pantai

Penelusuran Kompas.com
Video yang beredar merupakan konten yang dibuat dengan akal imitasi atau artificial intelligence (AI).
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan Hive Moderation untuk membantu mendeteksi campur tangan AI dalam klip yang beredar.
Hasilnya, video gempa Myanmar di sebuah pantai memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan oleh AI.

Gempa yang terjadi di Myanmar, pada Jumat (28/3/2025), merupakan gempa kedua terbesar setelah peristiwa gempa Mandalay pada Mei 1912.
Dilansir Associated Press, kepala pemerintahan militer Myanmar, Min Aung Hlaing mengumumkan sedikitnya 2.719 orang telah ditemukan tewas akibat gempa.
Sementara ada 4.521 orang luka-luka dan 441 orang hilang.
Meski latar peristiwanya bersumber dari kejadian nyata, tetapi video yang beredar merupakan konten manipulatif sehingga perlu diluruskan.
Kejelasan informasi dan konteks yang lengkap penting diungkapkan, terutama terkait informasi kebencanaan.
Kesimpulan
Video gempa Myanmar yang berdampak di sebuah pantai merupakan konten manipulatif.
Hive Moderation mengidentifikasi klip tersebut 99,7 persen dihasilkan AI.