
Rencana itu merupakan bagian dari pengembangan vaksin TBC yang disponsori oleh Gates Foundation.
Pendiri Gates Foundation, Bill Gates merupakan sosok yang kerap dijadikan sasaran disinformasi seputar kesehatan.
Filantropis tersebut mendedikasikan program dan kegiatan yayasannya di bidang kemanusiaan dan kesehatan, termasuk mengembangkan obat-obat baru.
Namun kekhawatiran dan ketakutan warganet atas sesuatu yang baru memicu sebaran informasi keliru.
Berikut sejumlah disinformasi seputar rencana uji coba vaksin TBC di Indonesia, beserta hasil penelusuran faktanya.
Tidak ada penyebaran TBC yang disengaja
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per September 2024, ada 627.797 kasus TBC yang teridentifikasi.
Penyebaran penyakit tersebut bukanlah kesengajaan atau direncanakan.
Namun narasi di media sosial menyebutkan, seolah TBC merupakan agenda jahat oleh Bill Gates dan pemerintah.
Misalnya, unggahan yang mengeklaim kasus TBC merebak sejak rencana uji klinis di Indonesia.
Padahal, TBC merupakan penyakit yang telah lama ditemukan di Indonesia sejak abad ke-8 Masehi, dibuktikan dengan adanya relief di Candi Borobudur.
Fakta sejarah TBC tersebut dapat dibaca di sini.
Ada pula narasi yang mengeklaim penyakit TBC sengaja disebarkan di langit dengan pesawat atau chemtrail.
Chemtrail merupakan istilah dalam teori konspirasi, mengenai adanya bahan kimia beracun yang disebarkan lewat pesawat.
Teori itu telah dibantah pengamat penerbangan yang juga mantan KSAU, Cheppy Hakim. Ia menjelaskan, jejak asap putih dari pesawat atau contrail terjadi akibat proses kondensasi.